Sejarah Warna Kulit Manusia Di Dunia

Fakta Sejarah Warna Kulit Manusia Di Dunia - Di dunia ini pasti kamu tahu banyak keanekaragaman suku,ras,budaya dan sampai ke kulit . Ngomongin kulit kamu tahu tidak mengenai Sejarah Warna Kulit Manusia Di Dunia. Untuk itu fakta sejarah akan menjabarkan kulit-kulit yang terdapat pada manusia. ok. langsung saja mari dibaca

Sejarah Warna Kulit Manusia Di Dunia

Warna Kulit Terkait Dengan Intensitas Paparan Matahari
Ini adalah alasan yang paling umum diketahui. Bahwa persebaran ras dengan warna kulit yang berbeda adalah mekanisme adaptasi dan perlindungan. Melanin, pigmen yang bertangtungjawab terhadap perbedaan warna kulit, melindungi sel-sel kulit agar tidak rusak terkena paparan sinar ultraviolet matahari. Pigmen melanin dapat bertambah banyak dengan adanya paparan sinar matahari. Manusia yang tinggal di daerah khatalustiwa/ekuator akan mempunyai warna kulit yang gelap. Misalnya orang-orang di daerah afrika dan papua. Lho tapi kok orang asustralia putih-putih? Ya karena mereka bukan penduduk asli, lha baru beberapa ratus tahun pindah dari eropa ke situ kok. Yang sudah beribu tahun ya suku aborigin.

Paparan Sinar Matahari menurunkan Jumlah Folat
Pada suatu penelitian, orang yang kulitnya terpapar oleh sinar matahari intensitas tinggi mengalami penurunan signifikan kadar folat di dalam tubuhnya. Lalu apa hubungannya dengan evolusi dan seleksi alam? "Ternyata Folat yang cukup deiperlukan untuk perkembangan saraf pada janin. Bila seorang ibu hamil kekurangan folat, janin dapat mengalami defek kongenital bernama spina bifida, sehingga menurunkan survival keturunannya. Selain bagi ibu hamil, folat juga diperlukan untuk proses fisiologis terutama sintesis DNA normal dari sel-sel tubuh termasuk pembentukan sperma (spermatogenesis). Jadi, folat juga sangat terkait dengan kesuburan pada pria. Inilah yang mendasari pemikiran bahwa ada evolusi yang terjadi. Evolusi dan seleksi alam bertujuan melindungi kadar folat tubuh yang penting bagi kelangsungan suatu spesies (melalui proses reproduksi)

Baca juga: Sejarah Manusia Pertama di Dunia

Semakin banyak paparan UV semakin butuh perlindungan melanin
Melalui proses yang lama, terjadi perubahan genetik, kulit manusia yang tinggal di ekuator jadi memproduksi banyak melanin untuk melindungi kadar folat. Bila tidak terbentuk perlindungan ini maka manusia tersebut mengalami gangguan dalam proses reproduksi terkait kekorangan folat. Bila ada variasi genetik, maka genetik manusia yang survive sampai sekarang adalah keturunan yang mempunyai produksi cukup melanin (jadi mayoritas satu ras kulitnya item). Manusia yang berpindah tempat tinggal ke daerah dekat kutub kulitnya menjadi berwarna lebih cerah. Mereka tidak terlalu membutuhkan perlindungan melanin karena paparan sinar UV yang tidak bergitu banyak seperti di ekuator.

Manusia yang tinggal di subtropis memang tidak boleh berkulit terlalu gelap
Mengapa? Karena mereka tetap membutuhkan sinar matahari yang cukup yang sampai di keratinosit untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Vitamin D sendiri juga penting untuk pertumbuhan normal tubuh, tulang janin. Jadi kalau teralu gelap, bisa jadi paparan sinar matahari tidak cukup kuat menemnus melanin. Kalau tidak cukup proses pewarisan sifat genetik jadi berhenti sehingga yang survive adalah yang memiliki sifat gen berkulit tidak terlalu gelap.

ADVERTISEMENT
Traveler

About Traveler

I'm an Onlinepreneur from Indonesia. Blogger enthusias and Traveler

Subscribe to this Blog via Email :