Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Tujuan utama Allah swt menciptakan manusia adalah :
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku".
(Surat Adz-Dzariyat [51]: 56)
Maka konsekuensinya berdasarkan ayat di atas adalah ketaatan kita sebagai manusia untuk menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya. Oleh karenanya untuk menjalankan hal itu semua, ada tiga interaksi kita sebagai manusia dalam menjalankan perintah Allah swt, yaitu :
- Interaksi manusia dengan Allah swt
- Interaksi manusia dengan manusia
- Interaksi manusia dengan alam
Oleh karenannya, mau atau tidak, Manusiaharus saling berinteraksi, bermasyarakat dan saling tolong menolong, hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhannya
Artinya :
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al Hujurat :13)
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan dasar (naluri) yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial (Homo Homini Socius)
Pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan Homo Homini Socius ?
Aristoteles (seorang filsuf yunani ) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. (zoon politicon).
Pertanyaan :
- Apa yang dimaksud dengan Zoon Politicon ?
- Siapakah yang memperkenalkan istilah Zoon Politicon ?
- Siapakah yang memperkenalkan istilah Zoon Politicon ?
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 keinginan:
- Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya (bermasyarakat).
- Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya
Fungsi Manusia sebagai Makhluk Sosial
- Sikap menghormati hak dan kewajiban
- Menjaga harga diri
- Sikap bahu membahu sesuai dengan norma yang berlaku
- Berbagi ilmu
- Sikap saling tolong menolong
Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan makhluk ekonomi (Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoleh dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya. (self Interest).
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,:
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
"Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat." (Muttafaqun 'alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)
Makhluk ekonomi cenderung menggunakan prinsip prinsip ekonomi dalam aktifitasnya
- Homo homini lupus = manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (maksudnya manusia merugikan /membuat kelicikan/ kejahatan terhadap manusia lainnya.
- Homo homini socius = manusia menjadi kawan bagi manusia lainnya.
Manusia sebagai makhluk EKONOMI memiliki ciri-ciri:
- Sikap tak pernah puas
- Banyak keinginan dan kebutuhan
- Cenderung melakukan tindakan ekonomi atas dasar kepentingan sendiri
- Cenderung melakukan tindakan ekonomi secara efisien. ( selalu memikirkan perbandingan antara apa yang dikorbankan/ dikeluarkan dengan apa yang akan dicapai / hasilnya.).
- Cenderung memilih suatu kegiatan /aktifitas yang paling dekat dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.
Catatan :
Bukan berarti manusia yang memiliki rasa tidak pernah puas merupakan pembenaran terhadap rasa ini. Hadits di atas mengandung beberapa pelajaran di antaranya adalah semangatnya manusia untuk terus menerus mengumpulkan harta dan kemewahan dunia lainnya. Semangat seperti ini tercela jika sampai membuat lalai dari ketaatan dan hati menjadi sibuk dengan dunia daripada akhirat.
Bukan berarti manusia yang memiliki rasa tidak pernah puas merupakan pembenaran terhadap rasa ini. Hadits di atas mengandung beberapa pelajaran di antaranya adalah semangatnya manusia untuk terus menerus mengumpulkan harta dan kemewahan dunia lainnya. Semangat seperti ini tercela jika sampai membuat lalai dari ketaatan dan hati menjadi sibuk dengan dunia daripada akhirat.
Pelaku Kegiatan Ekonomi
- Rumah Tangga Perorangan (Keluarga)
- Rumah Tangga Produksi/Perusahaan
- Rumah Tangga Pemerintah
- Rumah Tangga Masyarakat luar negeri
Kegiatan ekonomi dalam usaha memenuhi kebutuhan :
- Mengambil dan Memanfaatkan Hasil Kekayaan Alam (Ekstraktif)
- Mengolah Tanah (Agraris)
- Berdagang (Perdagangan)
- Membuka Usaha industri
- Usaha Jasa
Persiapan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
- BERTINDAK RASIONAL
- BERTINDAK EFISIEN DAN EKONOMIS
- PENGHEMATAN
- SKALA PRIORITAS
- PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
- BEKERJA KERAS, ULET, TEKUN
Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral
Ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral
1. Naluri untuk saling tolong menolong,
2. Setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya.
Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat. Bila hal hal diatas dilanggar atau terabaikan maka terjadilah yang dinamakan penyimpangan sosial.
Perilaku Bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup
- Kerjasama saling menguntungkan --- contoh, kerja sama pengusaha dengan tenaga kerja
- Kerjasama untuk kepentingan bersama --- contoh, gotong royong
- Kerjasama saling menghormati/tidak memaksakan kehendak --- contoh, pembagian giliran air / irigasi
Fungsi Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
- Sikap menghormati hak dan kewajiban
- Menjaga harga diri
- Sikap bahu membahu sesuai dengan norma yang berlaku
- Berbagi ilmu
- Sikap saling tolong menolong
Sumber :
- http://harunarcom.blogspot.com/